Hello everyone..
Judul diatas saya pilih saat saya membaca komentar seseorang pada sebuah artikel di salah satu portal berita. Berita mengenai bencana alam yg melanda salah satu negeri di belahan bumi yang berbeda.
Bencana tersebut melanda suatu negeri yang selama ini diklaim paling 'ngaco' aka 'blagu' seantero jagat, dan katanya merupakan sesuatu yg wajar jika kemudian tertimpa bencana *sigh...
Well, let me tell u something, yg namanya bencana alam itu, pasti korbannya juga banyak manusia2 yg gak bersalah. Seorang teman berkomentar 'halah, paling banyak orang kafir yg mati nad'.. :(
Salah satu komentar yg membuat saya terhenyak.. Kok segitunya ya.. Berkaca pada kejadian2 lalu memang ada azab yg diturunkan pada kaum2 tersebut, namun lepas dari itu, siapalah kita ini? Sesama umat namun berani menghakimi umat lain?
Terlahir di keluarga dengan beragam latar belakang merupakan berkah yang tak terkira.
Kenapa?
Saya jadi bisa melihat sesuatu dari banyak sisi, memaklumi kondisi yang juga mempunyai banyak segi..
Saya nyaman membaca tweet teman-teman liberal, dan bisa senyum2 saat mendengar celotehan teman2 muslim saya yg sangat taat syariah (which I admire them the most). Namun tetap mengernyitkan dahi saat mendengar celotehan beberapa kenalan yg tidak jauh dari 'perang- hancurkan-boikot dan sebagainya' .. (May God leads their way..)..
Dan sampai sekarang tidak habis berfikir saat ada seorang pemuka agama yg gemar sekali melontarkan kata-kata tajam atas nama dakwah - hal yg kemudian saya maklumi mengingat kemampuan berkomunikasi orang memang berbeda ... - sekali lagi.. bahkan berbicarapun merupakan pilihan meskipun tujuan akhirnya benar ..
Saya memaklumi pilihan salah seorang sahabat dan memeluknya saat dia mengeluhkan salah satu tempat ibadahnya dibakar :(.. Hal yang buat saya merasa sangat ironis ...
Buat saya, they are just different fm others. Nothing more than that..
Teman yg tidak percaya akan adanya tuhan? I'm fine with them, karena pada waktunya nanti mereka akan tahu dengan pasti kebenaran yg hakiki.. Sekali lagi .. Siapalah saya yg berani menghakimi org lain atas sesuatu yg hanya nampak di permukaan?
Saya punya sejuta maklum saat seorang teman wanita berkata "aku nanti aja deh mbak pake jilbabnya.. Yang penting jilbabin hati"..
Kenapa? Because I was in that situation..
Dan.. Alhamdulillah, matur suwun sanget Gusti Allah yg telah membukakan mata saya dalam hal ini.
Sekali lagi, karena saya percaya proses. Saya percaya proses seringkali membutuhkan waktu yg tidak sedikit.. Sikap maklum yg sering membuat banyak teman dan kerabat mempertanyakan keimanan saya, mencap saya muslim tanggung.. namun saya rasa.. iman memang bukan sesuatu yang bisa dilihat dari permukaan.. Hal yang lagi-lagi membuat saya tidak berani sembarangan mencap ini dan itu :)
So? Apa poinnya?
Hidup itu penuh dengan pilihan..
Saya memilih hidup nyaman, bertetangga dengan banyak hal yg ajaib namun membuat saya banyak tersenyum..
Saya memilih berteman dengan orang-orang dari beragam suku, agama, ras, tingkat sosial berbeda dan sebagainya.
Saya memilih percaya bahwa Allah menciptakan manusia dengan beragam jenis, memeluk keyakinan yg berbeda tentunya dengan tujuan mulia.. MenjadikanNya rahmat bagi semesta alam..
Hal yg sedemikian simpel, namun dengan ego yg segunung 'saya yg paling benar' bisa membuat dunia menjadi tempat yg tidak nyaman untuk sesama.
Hidup itu memang penuh dengan pilihan teman-teman..
Surga dan neraka milik sang pencipta. Saya memilih untuk tidak menciptakan neraka di dunia, dan kerja keras menggapai surga..
Saya juga memilih utk menerima keanekaragaman yang ada, kemudian bersyukur bahwa saya diberikan kemampuan untuk hidup rukun bersama mereka.
Semoga saudara2 saya yg sedang tertimpa musibah, di belahan bumi manapun, despite of who they are.. diberikan kekuatan untuk menghadapinya.
Be strong fellas..
As rainbow comes up after the rain... And every cloud has its silver lining...
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar