Sejak minggu lalu, putri saya tersayang selalu minta saya menbawakan sebuah cerita menjelang tidur.
Membawakan cerita disini bukan berati membaca dari buku, melainkan mengarang bebas.. Dengan judul yang dia tentukan, kadang request diberikan sehari sebelumnya,tidak lain dan tidak bukan agar saya siap menjawab pertanyaan yang dia ajukan dan tidak ada alasan untuk 'tidak siap' .. (Well, yeah - she's my daughter, what can you expect?..)
Singkat cerita, judul berkisar dari.. Kancil dan kupu-kupu (jauh banget dari kisah kancil dan buaya- karena disini saya juga bercerita metamorfosa dari ulat menjadi kupu-kupu) , cinderella dan teman-temannya (dan ini bercerita sambil menyanyi bak ira maya sopha ya..) snow white kesiangan sampai 'Go green'..
Yang menarik disini adalah, saat cerita usai, dan sebelum berdoa sebelum tidur, kirana selalu mengulang cerita saya, bercerita dengan detail yang menurut saya mencengangkan, tentu saja dengan logika yg sederhana, disertai pertanyaan2 seperti.. 'Kenapa snow white bangun setelah dicium bun.. Memang pangeran itu muhrimnya? Hal yg membuat saya berfikir bahwa putri saya tidak menganggap itu hanya sekedar dongeng dan kembali menyusun skenario agar sesuai dengan logikanya :d ...
Hari minggu tanggal 30 juni lalu, saya menghadiri orientasi utk orang tua siswa. Saat mengikuti acara tersebut, barulah saya paham, kenapa putri saya kerap meminta saya bercerita, lalu mengulang dengan seksama sampai detil.
Ternyata, sekolah anak2 kami akan menggunakan kurikulum 2013, dimana digunakan metode tematik integratif. Anak akan diajak mengenal satu tema secara mendalam yang menjadi penggerak mata pelajaran yang lain. Sebagai siswa kelas 2, raissa akan dituntut untuk bisa menceritakan kembali suatu cerita, maupun membuat kesimpulan. Hal yg membuat saya paham knapa timbul pertanyaan2 saat saya bercerita, lalu pembahasan akan meluas kemana-mana. :)
Jujur, saya kaget saat tau akan hal itu. Pertama-tama, untuk dapat menarik sebuah kesimpulan, berarti dia harus memperhatikan, menangkap isi permasalahan atau inti cerita, kemudian menuangkannya ke dalam beberapa kalimat. Hal yang jelas2 puteri saya kerap lakukan sejak kami memulai sesi 'bercerita' itu.
Saat saya tanyakan mengenai hal tersebut, sambil tersenyum dia berkata .. "Iya bun, mbak sudah tau.. Kan bu guru bilang kalau di rumah nanti saat liburan, mbak harus banyak latihan bareng ibun"..
Dengan muka yg bingung, saya bertanya "maksudnya? ".. "Ibun nih ya.. Ya seperti itu, ibun cerita nih, nanti ibun tanya2 apa saja yg ibun ceritakan, lalu gantian mbak buat kesimpulan".. "Mbak mau, nanti pas masuk mbak sudah biasa bikin kesimpulan .. Jadi kan mbak selama liburan juga belajar bun".. "Ayah dan bunda pasti senang kan kalau mbak dan adek nanti bisa di kelas.. Adek latihan menulis, mbak juga belajar malamnya.."
Sejenak saya terdiam.. Lalu saya menambahkan.. 'Jadi rupanya mbak tengah berbenah diri ya, siap-siap untuk kelas baru?'..
"Iya bun, adek juga kan skarang setiap hari latihan menulis, jadi aku juga harus belajar, .. Kan kata ibun, aku harus jadi contoh untuk adek.. Kalau aku nggak belajar, nanti adek malas juga mengerjakan tugas yg ayah bunda kasih'...
Sekejap saya terdiam, sambil tersenyum, saya pelukk putri kecil saya.. "Terima kasih sudah mau belajar dan senantiasa jadi contoh baik untuk adek ya nak.."
Subhanallah... Dalam masa liburnya, saat saya dan suami belum punya budget lebih untuk mengajak kedua belahan jiwa liburan, saat itu pula mereka sudah menemukan caranya sendiri untuk mengisi waktu, dan membuat hubungan kami lebih bermakna.
Lagi-lagi saya belajar banyak dari kedua pelangi hati kami, kalau waktu yang kami berikan memang lebih dinanti. Menyadari saat para pelangi hati bahkan sudah bersiap untuk hal2 yang baru semntara saya masih membiarkan segala sesuatu mengalir dan kadang sangat kurang siap dalam menghadapi banyak hal.
Sujud syukur, matur nuwun Gusti Allah.. Matur nuwun sanget atas seluruh anugerah yang diberikan, matur suwun telah diingatkan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar