Dear Readers..
Weekend kemarin, suami saya membawakan udang segar sepulangnya memancing dari Teluk Naga.
Nah, seperti biasa, saya pan fried dengan bumbu minimalis - bawang putih, garam dan lada..
Malam hari, mendadak iseng liat nasi sisa, dan timbul ide untuk buat Nasi Goreng Udang. Saya namakan Nasi Goreng Udang bumbu Mercon, karenaaaaa.. pueedeeess polll, tapi jujur, dipuji sama mama, yang notabene kritikus utama saya..
Yang penasaran, ini dia resep yang saya gunakan..
Nasi Goreng Udang Bumbu Mercon
Bahan2 :
2 piring nasi
100 gr udang cincang
2 telur - kocok lepas
3 siung bawang putih - bruised and chopped
6 siung bawang merah - iris
18 cabai rawit merah - sliced evenly
1 sdt garam
4 sdm kecap manis (saya pakai merk bango)
1 sdm kecap asin (I used kecap raja rasa)
1/2 sdt lada
Penyedap rasa (optional)
3 batang daun bawang (leek) - thinly sliced
2 sdm minyak goreng kualitas baik
1 sdm margarine
Cara membuat :
1. Panaskan minyak, tambahkan margarine.
2. Masukkan bawang putih, bawang merah, daun bawang dan udang - aduk sampai aromanya keluar. Tambahkan rawit - keep stirring. Masukkan telur- aduk2 hingga wangi, tambahkan sedikit garam.
3. Masukkan nasi, tambahkan kecap manis dan asin, garam dan lada - aduk hingga merata.
4. Sajikan dengan acar dingin :d
Silahkan disantap.... Semoga menjadi pilihan menu di rumah.
Senin, 30 September 2013
Rabu, 25 September 2013
Oriental Fried BeeHoon
Hello readers,
Hope all well with you..
After a while, let me try to share one of our favourite menu for breakfast - Oriental Fried BeeHoon (corn vermicelli)
The dishes is quite famous among indonesian who eats a lot of stir fry and deep fried food. Generous in calorie yet breath taking in taste :) ..
We can discuss about our habbit, yet.. the recipe is as follow :
Oriental Fried BeeHoon
1 pack corn vermicelli (using Bihun Jagung merk Paten)
4 cloves of garlic - bruised and roughly chopped
50 gr of chicken breast - cubed
10 meatballs - sliced
2 egss - beaten
2 strings of leek - sliced
50 gr caisim (chinese cabbage)- sliced
50 gr cabbage - sliced
2 table spoon of oyster sauce
1 tsp salt
1 tbs castor sugar
1/2 tsp pepper
3 tbs of cooking oil
1 tbs margarine
1 tsp sesame oil
6 tbs sweet soy sauce
How to make :
1. Boiled 1 lt of water - add a pinch of sugar and cooking oil
2. Put beehoon and cook for 2 minutes
3. Rinse with water, dried and add 6 tbs of sweet soy sauce - set aside
4. Heat 3 tbs of cooking oil, add margarine
5. Stir fry garlic until brown and give some aroma. Add chicken cubes and meat ball.. Keep stirring, then add eggs - scramble the whole things. Add salt, pepper, oyster sauce and sugar - last but not least, add all vegetables.
6. Keep stirring until you can smeel the caramelized aroma.
7. Pour the beehoon and mixed well with veggies and proteins.. Keep stirring smoothly until all well seasoned.
8. Add sesame oil - turn off the heat.
Voila... this is it guyz..
Hope the recipe works well on you, just like it did to me..
Happy cooking :)
Hope all well with you..
After a while, let me try to share one of our favourite menu for breakfast - Oriental Fried BeeHoon (corn vermicelli)
The dishes is quite famous among indonesian who eats a lot of stir fry and deep fried food. Generous in calorie yet breath taking in taste :) ..
We can discuss about our habbit, yet.. the recipe is as follow :
Oriental Fried BeeHoon
1 pack corn vermicelli (using Bihun Jagung merk Paten)
4 cloves of garlic - bruised and roughly chopped
50 gr of chicken breast - cubed
10 meatballs - sliced
2 egss - beaten
2 strings of leek - sliced
50 gr caisim (chinese cabbage)- sliced
50 gr cabbage - sliced
2 table spoon of oyster sauce
1 tsp salt
1 tbs castor sugar
1/2 tsp pepper
3 tbs of cooking oil
1 tbs margarine
1 tsp sesame oil
6 tbs sweet soy sauce
How to make :
1. Boiled 1 lt of water - add a pinch of sugar and cooking oil
2. Put beehoon and cook for 2 minutes
3. Rinse with water, dried and add 6 tbs of sweet soy sauce - set aside
4. Heat 3 tbs of cooking oil, add margarine
5. Stir fry garlic until brown and give some aroma. Add chicken cubes and meat ball.. Keep stirring, then add eggs - scramble the whole things. Add salt, pepper, oyster sauce and sugar - last but not least, add all vegetables.
6. Keep stirring until you can smeel the caramelized aroma.
7. Pour the beehoon and mixed well with veggies and proteins.. Keep stirring smoothly until all well seasoned.
8. Add sesame oil - turn off the heat.
Voila... this is it guyz..
Hope the recipe works well on you, just like it did to me..
Happy cooking :)
Senin, 09 September 2013
Nasihat-menasihati dan Komunikasi :)
Di suatu sore yang temaram, ponsel saya bergetar, rupanya ada notifikasi email masuk disana.
Mengingat email tersebut masuk ke dalam alamat email pribadi, saya tergerak utk sekedar membaca headlinenya. . ( I know its a bit improprer, but I still did it and add an extra 5-10 min for my working time)..
Kembali ke email tadi - rupanya merupakan tautan atas sebuah tulisan dari seorang sahabat saya.. Sahabat saya, sang penulis tadi, saya kagumi atas wawasannya yang luas, penulisan yang cerdas dan selera humor yang nyentrik. Hal yang kadang membuat saya dapat melontarkan terminologi2 ajaib yang hanya dia pahami. Membuat kami berdua punya sejuta maklum atas seluruh aksi-aksi yang nyeleneh juga logika yang dikemukakan..
Singkatnya, saya dan dia, juga beberapa sahabat, punya rambu-rambu yang jelas dalam berkomunikasi. Berbagi nasihat? Tentu sering.. Menyinggung hati? Alhamdulillah belum pernah dan insya Allah tidak.
Teman-teman tentu berfikir bahwa hal2 diatas mungkin karena kedekatan kami sehingga punya sudut pandang yang hampir sama.
Well, let me tell you something.. Perbedaan karakter saya dan sahabat-sahabat saya itu sangat jelas. Namun satu hal yang selalu kami lakukan - KAMI TIDAK SALING MENYINDIR.. Itu saja
Sebagai muslimah, kami paham bahwa sangat perlu menjalin ukhuwah.. Hal yang memilih judul diatas.
Siang tadi, tanpa sengaja saya menemukan kutiban dari buku yang berjudul : Selembut Perkataan Nabimu – Kiat agar Nasihat Laksana Embun Yang Menyejukkan”, karya Muhammad Abu Shu’ailaik.
Buku tersebut menjelaskan, kenapa setiap nasihat yang datang dari Beliau selalu menyejukkan. Saya akan berusaha paparkan poin-poinnya ya :
1. Ikhlaskan niat (jangan ada niat lain.. pamer, berasa lebih tau, etc- kalo sudah begitu, maka BASI yang ada)
Semata-mata untuk mengharapkan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala. .
2. Menasehati Secara Rahasia - ini penting!!! (penggunaan 3 tanda seru menunjukkan esensi bahwa poin ke 2 ini yang sering bikin mislek)
Kebanyakan dari kita tidaklah mengetahuinya. Perhatikanlah, bahwa penerima nasehat adalah orang yang sangat butuh untuk ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Maka, tidaklah nasehat akan mudah diterima bila disampaikan secara rahasia.
Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullah berkata: “Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang memberi nasehat secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya”. (Raudhatul Uqala’, hlm 196)
3. Memberi nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut. - ini penting juga
Ibaratnya seperti membuka pintu. Sedangkan sebuah pintu tidak akan bisa dibuka kecuali dengan kunci yang pas & tepat. Maka pintu itu adalah hati, dan kuncinya adalah nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, santun, dan halus. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam:
“Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.” (HR. Muslim)
Dari sisi ilmu komunikasi yang saya pelajari, pesan tidak akan diterima dengan baik saat stimulus yang dikirimkan itu bermuatan negatif. Yang terjadi - nasihat tidak sampai, ukhuwah pun putus : BENCANA..
4. Tidak Memaksa - ini juga sering dilupakan
Orang yang menasehati tidaklah berhak sama sekali untuk memaksa menerima nasehatnya. Karena pemberi nasehat adalah seseorang yang membimbing menuju kebaikan. Sehingga hak pemberi nasehat hanyalah menyampaikan dan memberi arahan saja.
5. Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat - naaahh (saya tidak perlu komen lebih lanjut)
Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata:
“Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)
Nah, ke 5 poin diatas sudah menjelaskan secara seksama adab menasihati sesama muslim.
Sebagai seorang humanis, sebelum saya membaca kutipan buku diatas, jujur, saya hanya memberikan nasihat kepada segelintir orang. Orang-orang terdekat yang sudah mengenal saya secara mendalam, dan saya pastikan bahwa pesan saya sampai dengan baik. Kenapa? Saya percaya bahwa semua melalui suatu proses, baik singkat maupun yang berliku.
Saat seorang sahabat dikhianati suaminya, saya hanya diam dan memberikan dia pelukan yang tak berkesudahan. Saat seorang teman kehilangan ayahnya, saya kembali menawarkan bahu saya. I sat with them in silence.
Tidak jarang, saya hanya memnuatkan mereka secangkir teh hangat lalu memeluknya.
Saya paham, bahwa terkadang kita hanya butuh didengar, bukan mendengar... Saya mengerti bahwa itu bukan saat yg baik untuk berkata-kata..
Mungkin yang ideal adalah istigfar bersama, namun terkadang saya hanya menggenggam tangan mereka sambil bertanya,.. Apa yang bisa saya bantu?
Nasihat tidak selalu harus tak berkesudahan. Pemilihan waktu dan cara penyampaian harus cerdas, kalau kita ingin didengar. Cara penyampaian terhadap sahabat tentu berbeda saat saya menasihati permata hati saya, atau adik tercinta.
Namun intinya - bersikap bijaklah. Saya paham bahwa memberikan empati itu tidak mudah, hal yang membuat saya makin maklum saat menghadapi beberapa sindiran.
As a human being, tentu saya tidak nyaman mendengarnya. But hei.. Maksudnya baik, meskipun cara penyampaiannya jauh dari cerdas, karena pesan jelas-jelas tidak sampai.
Suami saya tersayang, selalu mengingatkan.. Sebaiknya kita ambil positifnya saja, mengingat kan tujuan nasehat itu baik, meskipun cara2nya tidak etis.. #fact - benar begitu yang baik..
Tapi suamiku tersayang - dengan segera saya menyanggah.. Bagaimana mungkin suatu nasihat yang mempunyai tujuan baik datang dari orang-orang yang sulit berempati, tidak pandai memilih cara maupun waktu penyampaian?
Bukankah Rasulullah sendiri percaya proses, makanya beliau punya stok sabar yang tak terhingga..
Sanggahan suami yang berikutnya - "dengan begitu, saat ada nasihat yang membuamu tidak nyaman, ingatlah bahwa kita harus memahami keterbatasan lawan bicara kita".. Maklumi dan doakan agar tidak terjadi hal yang sama .
A tounge has no bone, but its strong enough to break a heart.
Speak wisely, choose the correct words and expression.
Since we are given two ears than one mouth - means that we have to listen more than Speaking
Since we are good enough to think, meaning that we need to think before speaking ..
Another reason why, some words are better unspoken and left prejudices behind ..
If you can't communicate in a good manner - try.. If you still can't, try harder..
Jadi.. Saya tutup tulisan ini dengan serangkai doa..
Semoga kita bisa saling menjaga ukhuwah yang telah tercipta dengan saling menjaga lisan yang ada.
Aamiin.
*fly over kuningan, 6 sept 2013
Mengingat email tersebut masuk ke dalam alamat email pribadi, saya tergerak utk sekedar membaca headlinenya. . ( I know its a bit improprer, but I still did it and add an extra 5-10 min for my working time)..
Kembali ke email tadi - rupanya merupakan tautan atas sebuah tulisan dari seorang sahabat saya.. Sahabat saya, sang penulis tadi, saya kagumi atas wawasannya yang luas, penulisan yang cerdas dan selera humor yang nyentrik. Hal yang kadang membuat saya dapat melontarkan terminologi2 ajaib yang hanya dia pahami. Membuat kami berdua punya sejuta maklum atas seluruh aksi-aksi yang nyeleneh juga logika yang dikemukakan..
Singkatnya, saya dan dia, juga beberapa sahabat, punya rambu-rambu yang jelas dalam berkomunikasi. Berbagi nasihat? Tentu sering.. Menyinggung hati? Alhamdulillah belum pernah dan insya Allah tidak.
Teman-teman tentu berfikir bahwa hal2 diatas mungkin karena kedekatan kami sehingga punya sudut pandang yang hampir sama.
Well, let me tell you something.. Perbedaan karakter saya dan sahabat-sahabat saya itu sangat jelas. Namun satu hal yang selalu kami lakukan - KAMI TIDAK SALING MENYINDIR.. Itu saja
Sebagai muslimah, kami paham bahwa sangat perlu menjalin ukhuwah.. Hal yang memilih judul diatas.
Siang tadi, tanpa sengaja saya menemukan kutiban dari buku yang berjudul : Selembut Perkataan Nabimu – Kiat agar Nasihat Laksana Embun Yang Menyejukkan”, karya Muhammad Abu Shu’ailaik.
Buku tersebut menjelaskan, kenapa setiap nasihat yang datang dari Beliau selalu menyejukkan. Saya akan berusaha paparkan poin-poinnya ya :
1. Ikhlaskan niat (jangan ada niat lain.. pamer, berasa lebih tau, etc- kalo sudah begitu, maka BASI yang ada)
Semata-mata untuk mengharapkan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala. .
2. Menasehati Secara Rahasia - ini penting!!! (penggunaan 3 tanda seru menunjukkan esensi bahwa poin ke 2 ini yang sering bikin mislek)
Kebanyakan dari kita tidaklah mengetahuinya. Perhatikanlah, bahwa penerima nasehat adalah orang yang sangat butuh untuk ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Maka, tidaklah nasehat akan mudah diterima bila disampaikan secara rahasia.
Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullah berkata: “Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang memberi nasehat secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatu kepada seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud untuk memburukkannya”. (Raudhatul Uqala’, hlm 196)
3. Memberi nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut. - ini penting juga
Ibaratnya seperti membuka pintu. Sedangkan sebuah pintu tidak akan bisa dibuka kecuali dengan kunci yang pas & tepat. Maka pintu itu adalah hati, dan kuncinya adalah nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut, santun, dan halus. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam:
“Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.” (HR. Muslim)
Dari sisi ilmu komunikasi yang saya pelajari, pesan tidak akan diterima dengan baik saat stimulus yang dikirimkan itu bermuatan negatif. Yang terjadi - nasihat tidak sampai, ukhuwah pun putus : BENCANA..
4. Tidak Memaksa - ini juga sering dilupakan
Orang yang menasehati tidaklah berhak sama sekali untuk memaksa menerima nasehatnya. Karena pemberi nasehat adalah seseorang yang membimbing menuju kebaikan. Sehingga hak pemberi nasehat hanyalah menyampaikan dan memberi arahan saja.
5. Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat - naaahh (saya tidak perlu komen lebih lanjut)
Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata:
“Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)
Nah, ke 5 poin diatas sudah menjelaskan secara seksama adab menasihati sesama muslim.
Sebagai seorang humanis, sebelum saya membaca kutipan buku diatas, jujur, saya hanya memberikan nasihat kepada segelintir orang. Orang-orang terdekat yang sudah mengenal saya secara mendalam, dan saya pastikan bahwa pesan saya sampai dengan baik. Kenapa? Saya percaya bahwa semua melalui suatu proses, baik singkat maupun yang berliku.
Saat seorang sahabat dikhianati suaminya, saya hanya diam dan memberikan dia pelukan yang tak berkesudahan. Saat seorang teman kehilangan ayahnya, saya kembali menawarkan bahu saya. I sat with them in silence.
Tidak jarang, saya hanya memnuatkan mereka secangkir teh hangat lalu memeluknya.
Saya paham, bahwa terkadang kita hanya butuh didengar, bukan mendengar... Saya mengerti bahwa itu bukan saat yg baik untuk berkata-kata..
Mungkin yang ideal adalah istigfar bersama, namun terkadang saya hanya menggenggam tangan mereka sambil bertanya,.. Apa yang bisa saya bantu?
Nasihat tidak selalu harus tak berkesudahan. Pemilihan waktu dan cara penyampaian harus cerdas, kalau kita ingin didengar. Cara penyampaian terhadap sahabat tentu berbeda saat saya menasihati permata hati saya, atau adik tercinta.
Namun intinya - bersikap bijaklah. Saya paham bahwa memberikan empati itu tidak mudah, hal yang membuat saya makin maklum saat menghadapi beberapa sindiran.
As a human being, tentu saya tidak nyaman mendengarnya. But hei.. Maksudnya baik, meskipun cara penyampaiannya jauh dari cerdas, karena pesan jelas-jelas tidak sampai.
Suami saya tersayang, selalu mengingatkan.. Sebaiknya kita ambil positifnya saja, mengingat kan tujuan nasehat itu baik, meskipun cara2nya tidak etis.. #fact - benar begitu yang baik..
Tapi suamiku tersayang - dengan segera saya menyanggah.. Bagaimana mungkin suatu nasihat yang mempunyai tujuan baik datang dari orang-orang yang sulit berempati, tidak pandai memilih cara maupun waktu penyampaian?
Bukankah Rasulullah sendiri percaya proses, makanya beliau punya stok sabar yang tak terhingga..
Sanggahan suami yang berikutnya - "dengan begitu, saat ada nasihat yang membuamu tidak nyaman, ingatlah bahwa kita harus memahami keterbatasan lawan bicara kita".. Maklumi dan doakan agar tidak terjadi hal yang sama .
A tounge has no bone, but its strong enough to break a heart.
Speak wisely, choose the correct words and expression.
Since we are given two ears than one mouth - means that we have to listen more than Speaking
Since we are good enough to think, meaning that we need to think before speaking ..
Another reason why, some words are better unspoken and left prejudices behind ..
If you can't communicate in a good manner - try.. If you still can't, try harder..
Jadi.. Saya tutup tulisan ini dengan serangkai doa..
Semoga kita bisa saling menjaga ukhuwah yang telah tercipta dengan saling menjaga lisan yang ada.
Aamiin.
*fly over kuningan, 6 sept 2013
Kamis, 05 September 2013
Mari Turun ke Dapuuurr..
Dear readers,
Kali ini.. Saya ingin bercerita tentang passion saya.. which are cooking and baking .. I love both of them...
Beberapa teman, kerabat, rekan kerja tentu tau bahwa kedua kegiatan diatas merupakan passion saya . Bahwa saya dapat melepas semua lelah, pressure, stress dgn membuat seloyang brownies kukus yang manis legit, atau sepinggan macaroni schotel yang nikmat..
Seringkali saat saya bertukar informasi dengan beberapa rekan kerja maupun sahabat, komentar yang keluar adalah.. 'Ribet amat.. atau..
'Kayaknya kalo elu yang ngmg kok gampang ya.. Atau..
'Elu sih enak mbak bisa bikin..
Wehhh.. Let me tell you something readers tersayang...
Saya bukan peri biru yang tinggal mengayunkan tongkat ajaib warna pelangi..
Laluuu
VOILA ...
Masakan enak tersedia.. I did learn quite some.. I practice, I chopped, accidently got my finger hurt when slicing some ingredients, being scolded by my loyal critics - dalam hal ini mama dan anak2 tercinta... Namun.. saya merasa bahwa tidak ada satupun usaha saya yang sia-sia..
It might be because both are my passion, so I am willing to give all effort to do so - well almost all kalau mau jujur..
I found my peace by making a dough.. Or when I creating my own recipe - tallying one dish into another.. I feel my adrenaline rushing when testing my own recipe and do my best so it won't be harmfull :) ..its an ecstassy when someone is really delighted to enjoy my cooking..
Alhamdulillah - I think I have lots of mentors in my life..
Yang pertama, tentu mama saya tercinta, yang punya sejuta resep di dalam kepalanya - and believe it or not, beliau hafaaalll lebih dari 50 resep, tentu saja dengan banyak modifikasi di dalamnya.
Alm eyang putri dan alm bude saya (kakak alm papa), juga merupakan koki yang handal. Mereka berdua mengajarkan saya bagaimana memilih bumbu yg berkualitas ( so don't be suprised to see me try those black exotic kluwek before I do hand grinding...), membedakan penggunaan alat memasak,, sampai food pairing yg beraneka, terlihat menakjubkan tetapi berpadu pas di piring saat hari raya tiba..
Menurut saya pribadi, dan ini sudah dibuktikan.. Practice makes perfect.. So, hal itu yg juga saya lakukan..
Bikin kue bantat? Tentu pernah..
Beberapa kali praktek tp hasilnya tidak sesuai dengan harapan? Pastinyaa....uji resep terkadang lebih dari 3-4 kali mencoba..
Namun, saya belajar banyak hal dr kegagalan membuat satu hidangan, belajar mengenali karakter bahan makanan, merk2 tertentu yang digunakan, melatih kepekaan saya dengan keberanian mencoba, memodifikasi resep dengan resiko yang minim dan hal- hal lain yang berkaitan dengan kegiatan 'turun dapur' ..
At the end , I think that's why I call it passion... Saat saya berani mencoba, pantang kapok.. Dan tentu saja, appresiasi tertinggi buat saya adalah, ketika my food critics mencoba, mengakui dan menyukai hasil masakan saya. Nevertheless, I made some pocket money because of doing what I like ...
Jadi...
Mari turun ke dapuuuurrr....
#salamketjombrangjinten#
Kali ini.. Saya ingin bercerita tentang passion saya.. which are cooking and baking .. I love both of them...
Beberapa teman, kerabat, rekan kerja tentu tau bahwa kedua kegiatan diatas merupakan passion saya . Bahwa saya dapat melepas semua lelah, pressure, stress dgn membuat seloyang brownies kukus yang manis legit, atau sepinggan macaroni schotel yang nikmat..
Seringkali saat saya bertukar informasi dengan beberapa rekan kerja maupun sahabat, komentar yang keluar adalah.. 'Ribet amat.. atau..
'Kayaknya kalo elu yang ngmg kok gampang ya.. Atau..
'Elu sih enak mbak bisa bikin..
Wehhh.. Let me tell you something readers tersayang...
Saya bukan peri biru yang tinggal mengayunkan tongkat ajaib warna pelangi..
Laluuu
VOILA ...
Masakan enak tersedia.. I did learn quite some.. I practice, I chopped, accidently got my finger hurt when slicing some ingredients, being scolded by my loyal critics - dalam hal ini mama dan anak2 tercinta... Namun.. saya merasa bahwa tidak ada satupun usaha saya yang sia-sia..
It might be because both are my passion, so I am willing to give all effort to do so - well almost all kalau mau jujur..
I found my peace by making a dough.. Or when I creating my own recipe - tallying one dish into another.. I feel my adrenaline rushing when testing my own recipe and do my best so it won't be harmfull :) ..its an ecstassy when someone is really delighted to enjoy my cooking..
Alhamdulillah - I think I have lots of mentors in my life..
Yang pertama, tentu mama saya tercinta, yang punya sejuta resep di dalam kepalanya - and believe it or not, beliau hafaaalll lebih dari 50 resep, tentu saja dengan banyak modifikasi di dalamnya.
Alm eyang putri dan alm bude saya (kakak alm papa), juga merupakan koki yang handal. Mereka berdua mengajarkan saya bagaimana memilih bumbu yg berkualitas ( so don't be suprised to see me try those black exotic kluwek before I do hand grinding...), membedakan penggunaan alat memasak,, sampai food pairing yg beraneka, terlihat menakjubkan tetapi berpadu pas di piring saat hari raya tiba..
Menurut saya pribadi, dan ini sudah dibuktikan.. Practice makes perfect.. So, hal itu yg juga saya lakukan..
Bikin kue bantat? Tentu pernah..
Beberapa kali praktek tp hasilnya tidak sesuai dengan harapan? Pastinyaa....uji resep terkadang lebih dari 3-4 kali mencoba..
Namun, saya belajar banyak hal dr kegagalan membuat satu hidangan, belajar mengenali karakter bahan makanan, merk2 tertentu yang digunakan, melatih kepekaan saya dengan keberanian mencoba, memodifikasi resep dengan resiko yang minim dan hal- hal lain yang berkaitan dengan kegiatan 'turun dapur' ..
At the end , I think that's why I call it passion... Saat saya berani mencoba, pantang kapok.. Dan tentu saja, appresiasi tertinggi buat saya adalah, ketika my food critics mencoba, mengakui dan menyukai hasil masakan saya. Nevertheless, I made some pocket money because of doing what I like ...
Jadi...
Mari turun ke dapuuuurrr....
#salamketjombrangjinten#
Langganan:
Postingan (Atom)