Beberapa waktu yang lalu, sya bertemu salah seorang teman lama. Sudah belasan tahun kami lost contact.
Dia salah stu sosok yang saya kagumi.. Keberaniannya untuk menggugat cerai kemudian menjadi single parent patut saya acungi jempol.
Kenapa demikian? Karena dia berani bilang tidak atas semua kekerasan yang terjadi di dalam pernikahan. Sahabat saya menikah dalam usia yang cukup matang. Keputusan untuk menikah pun diambil setelah melalui berbagai pertimbangan.
Sebagai seorang muslimah yang taat, sahabat saya berusaha sepenuh hati menunaikan kewajibannya, menekan egonya yang saat itu kerap muncul ketika pasangan pengantin baru berselisih, berusaha kerap mengingat bahwa sang suami adalah nahkoda, imam di dalam bahteranya.
Namun, sebagai manusia biasa nampaknya kesabaran ada batasnya. Setelah beberapa kali perdebatan, kekerasan fisik, mental dan beberapa kata talak terlontar, sahabat saya menyerah.
Dia melayangkan gugatan dan beberapa minggu sesudahnya, alhamdulillah dia resmi nenyandang status widow.
Kenapa alhamdulillah, tanya saya waktu itu, tidak lain dan tidak bukan adalah merupakan bentuk syukur lepasnya dia dari seseorang yg mengaku pelindung tapi malah menjadi penganiaya.
'Jujur, i dont want my children to grow up with that kind of example' jelasnya lebih lanjut.. lalu meluncurlah beragam cerita yang mencengangkan buat saya.. Mencengangkan karena ada seorang lelaki yang berani melakukan hal tersebut terhadap pasangannya.. Orang yang telah dipilih untuk mendampingi.. yang telah diajak utk berjanji dihadapan tuhan untuk tidak menyakiti, apalagi sampai menganiaya... Semoga allah mengampuni seluruh dosanya, karena telah menganiaya orang yang telah menyabung nyawa saat melahirkan keturunan darinya.. Semoga allah membukakan mata hatinya atas seluruh perbuatan lalim yang dia lakukan terhadap sahabat saya..
Mendengar ceritanya saja membuat saya semakin bersyukur... Pernikahan yang sempurna, sepertinya hanya ada di dalam dongeng.. Dan.. Bukankah kesempurnaan hanya milik Allah semata?
But on the other side of story.. I need to say that evrything is relative...maksudku.. Its true that a perfect might only occur in heaven.. Tapi bukankan imperfections make us human? Bahwa pernikahan bukan semata2 menyatukan 2 kepala tapi juga melibatkan kemampuan kedua belah pihak untuk sama2 menekan ego nya? Bahwa couple is for two.. Not three, four or even more...
Moral of the story is that sometimes, when things get worse, kita hanya bisa menyerahkan seluruh permasalahan kepada yang punya hidup... Kadang kita merasa lelah mengetuk pintu yang lain, tanpa menyadari bahwa masih ada pintu lain yang terbuka lebar..
Ditulis sebagai salah satu bentuk sayang dan simpati saya kepada seorang sahabat.. U go girl.. U will find another love.. Soon.. Big hugs from the four of us
Tidak ada komentar:
Posting Komentar