Setelah sekian lama absen menulis..Pagi ini saya mengisi waktu saya di perjalanan dengan membuat sebuah catatan kecil tentang perjalanan menuju kantor..
Lalu lintas jakarta yang semakin lama semakin ruwet sebenarnya merupakan blessing in disguise buat saya. Setidaknya waktu yang saya habiskan di perjalanan biasanya saya manfaatkan untuk menulis, rehat sejenak maupun bersosialisasi dengan para sahabat2 saya .
Beberapa waktu lalu - akhir desember tepatnya, dalam perjalanan pulang saya hampir mengalami kecelakaan saat mobil angkutan plat hitam aka 'omprengan' yang hampir selalu mengambil bahu jalan lalu melaju dengan kecepatan tinggi, harus secara mendadak mengambil lajur sebelah.
Jujur, my thinking was - we might had an accident. Kenapa? Posisi kami kurang dari setengah meter dengan truk trailer di sebelah kanan mobil.
Jantung saya berdebar tak karuan. Saat saya tegur pak supir, yang dengan santainya berkata bahwa hal tersebut lumrah, dan yang paling penting kami semua selamat. *ucapan yang buat saya terus2an istigfar menahan diri untuk tidak berkata lebih lanjut..
Hmm, bikin saya naik darah sebenarnya. Tapi kalau mau jujur, saya juga yang memilih naik angkot plat hitam tersebut. Yang jelas merupakan angkutan gelap.. tanpa ijin dan tentu saja tidak dapat dipertanggung jawabkan seandainya ada yang terjadi.
Seorang teman komuter pernah mengemukakan.. bahwa mengenali gaya menyupir supir agak sulit jika destinasi kita berbeda - yang saat itu saya alami. Satu hal yang mencengangkan.. well.. mungkin juga tidak adil saat saya berkata bahwa kesadaran penumpang maupun supir sangat rendah. Meskipun, kembali lagi pada fakta bahwa, saya dan teman2 komuter yang sejauh ini jelas2 diuntungkan dengan keberadaan angkot plat hitam tersebut - dalam hal waktu tempuh yang lebih singkat. Kami juga yang memilih utk menggunakan moda transportasi itu, tentu saja, seharusnya kami siap dengan resiko yang ada.
Kadang, saya memilih duduk di depan, saat safety belt yang dipasang masih dapat berfungsi dengan baik. Which means, banyak mobil angkutan plat hitam yg melaju dengan kec min 80 km per jam, tp baik supir maupun penumpang yg duduk di depan tidak menggunakan safety belt.
Not to mention kondisi ban yang sudah kurang layak... :(
Menyedihkan? Memang...
Tapi apa kami, para komuter punya pilihan?
Dengan kondisi jalan yang sedemikian 'sempurnanya', tentu saja hampir tidak. Saya harus menggunakan kata hampir karena kami masih bisa menggunakan angkutan plat kuning, yang juga berarti berangkat kurang lebih 30 menit lebih awal. Kondisi fisiknya? kurang lebih sama.. Ugal-ugalannya.. kurang lebih sama juga pastinya... *sigh..
Tidak adil rasanya kalau saya mengeluhkan hal tersebut, namun memang demikian adanya...
Saya sering mengalami saat2 beberapa teman komuter mendorong para supir utk mengambil bahu jalan maupun zig zag. Mereka berdalih - takut telat.
Gosh..
Tidak dapat saya pungkiri bahwa salah satu hal yg membuat kita tidak nyaman adalah ketika kita telat, apapun penyebabnya.
Namun, bukankah itu berarti kita harus berangkat lebih pagi? Keberadaan bahu jalan seharusnya memang untuk hal yang urgent saja. - hal yg membuat saya hampir 2x mengalami tabrakan ketika pak supir baik hati yang mendapatkan surat izin mengemudi entah darimana, dengan cerdasnya mengambil bahu jalan lalu menekan pedal gas sampai mentok :(
Sebagai penumpang, saya rasa kita harus lebih peka, setidaknya tidak encourage mereka for harsh driving. Seringkali permintaan yang diajukan adalah - yg cepet ya ?
Goodness.. Saat kita melakukan hal yang reckless seperti itu? Maka patut dipertanyakan, apakah kita punya cukup kesadaran untuk sayang pada diri sendiri dan orang2 sekitar kita.
Mengharapkan orang lain utk punya kesadaran yang sama bak menggarami laut - karenanya .. tanpa memulai dari diri sendiri, maka tidak ada yang akan berarti...
Statement yang membuat saya teringat akan salah seorang pemuka agama yang sempat saya idolakan..
Think big.. Act Now...
Jadi.. sampai saat ini.. saya terus berkata.. Safety First?? Well.. Not Entirely...
*ditulis dalam perjalanan dengan angkot plat hitam... sambil terus berpikir.. Gustiiiiii.. kapan ya bisa naik angkot yang aman.. SIM nya beneran legal?? .. Semoga saja cepat terwujud.. Amieeennnn..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar