Rabu, 23 Desember 2015

A small house (not) in a prairie...


Dear Readers, ...

Beberapa waktu yang lalu, saya iseng browsing foto-foto sepupu saya... dan menemukan gambar diatas ini,.. iya ini adalah pondok mungil milik alm eyang putri.. yang saat ini sudah bukan lagi menjadi milik kami..

Rumah mungil milik alm eyang ini terletak beberapa meter dari pasar Cimacan, Cipanas Puncak.. dan tepat berada di depan SD Negeri Cimacan . Terdiri dari 2 kamar, dan halaman depan yang cukup untuk membuat saya bisa mengenali perbedaan antara frambozen, murbei dan strawberry.. Juga tempat saya mengenali perbedaan antara kadal dan bunglon (dan fakta bahwa hampir pingsan ketika tiba2 mereka loncat kearah saya :s ) tanaman2 perdu yang cantik-cantik.. dan finally.. fakta bahwa pengetahuan saya akan aneka hewan dan tumbuhan sangat terbatas. :) (well.. im a city girl, what else shall i say? .. )

Disini, tertoreh banyak kisah menyenangkan, tanpa ada sekelumit duka di dalamnya..

Tempat saya menghabiskan libur sekolah dengan alm eyang putri.. belajar hiking pertama kali ke Cibodas.. sampai kali pertama paham bahwa ada hal-hal diluar nalar yang terjadi di dunia..

Teras depan adalah tempat saya berbagi secangkir kopi susu dengan alm papa, dan beberapa teman masa kecil .. menghabiskan malam sambil bercerita tanpa akhir, ditemani petikan gitar, canda tawa yang  tak berakhir.. sampai pagi menjelang..  Tempat para pendahulu saya berbagi pengalaman, diselingi kalimat-kalimat tuah dan selalu diakhiri oleh alhamdulillah..

Rumah ini, memang mungkin hanya terlihat laiknya little house (not) in a prairie.. tapi buat saya dan banyak sepupu saya.. Setiap sudut punya cerita yang berbeda..  Sejarah tertoreh disana.. bukan hal yang menyedihkan.. tapi rasanya.. hanya melihat foto nya saja.. masih terngiang rasanya di telinga saya.. sapaan pagi mang ali - yang sop sapi buatannya jadi favorit saya dan alm eyang putri setiap pagi.. atau harum pepes buatan bu haji yang melegenda di keluarga kami.. Wangi teh melati segar seduhan alm eyang dan pisang goreng maupun kudapan kecil lainnya yang entah kenapa mengingatkan saya akan banyak hal...

Mengigatkan saya, bahwa hidup memang hanya untuk bersandar padaNya.. Melihat kesungguhan para petani,peladang, maupun pedagang di pasar yang tak seberapa besar bersungguh-sunguh dalam melakukan pekerjaannya.. Melihat mereka bersyukur, dan menyambut pagi dengan gembira.. lalu pulang ke rumah menjelang senja, dan masih dalam raut penuh suka..

Dulu, tentu hal demikian tidak pernah sedikitpun terlintas.. tapi sekarang? betapa hal yang sedemikian terlihat sepele ternyata memang penuh makna . Dan kadang.. kita memang tidak butuh mengerti.. tapi menerima tanpa banyak tanya..

Dan laiknya mentari terbit dan tenggelam.. rumah yang dulu pernah menjadi persinggahan kami.. saat ini memang telah berpindah kepemilikannya.. Membawa jutaan cerita dibalik rentetan peristiwa.. bagi kami, yang pernah singgah disana..  Pada akhirnya, hal-hal yang tersisa memang hanya tumpukan cerita tanpa tepi penuh makna..

That little house is gone.. but the memories remain.. :)

- jatiasih, desember 2015-




Tidak ada komentar: