Kamis, 21 Juli 2022

Welcoming the new high schooler :)

 


Its a wrap!!!! 

Setelah kurang lebih 2 tahun belajar daring, akhirnya adek lulus juga.. alhamdulillahhhh...  

Mendapat predikat No 2 Nilai tertinggi di sekolah dan ikhwan paling disiplin - ayah ibunnya sangat terharu.. Betapa tidak? Anak ini benar2 menikmati permainan daring aka game online.. 

Saya dan ayahnya seringkali harus mengingatkan beberapa kewajiban, yang sering tidak tepat waktu dilakukan. Marah? gak lah.. gimana bisa marah..  anak seusia mereka paling hanya diingatkan serta dicontohkan. itu saja... Saya dan suami sepakat untuk melapangkan dada, lebih banyak maklum ketimbang sebentar2 memperkarakan hal2 yang harusnya tidak perlu. 

Kenapa? karena lebih banyak perkembangan positif yang kami lihat ketimbang hal-hal kecil yang lebih mudah menjadi bahan pertengkaran. 

Lalu setelah lulus, kemana? 

SMA tentunya.. 

Proyeksi awal merupakan SMA Negeri tempat mbak-nya sekolah, dan tentu saja kami mengambil jalur prestasi tahfidz -  benar2 napak tilas sang kakak.. Prestasi tahfidz adek memang tidak semoncer mbaknya, tetapiiii.. he's far from bad at all... - diakui juga oleh sang pembimbing saat wisuda Tahfidz beberapa bulan lalu... 

Tapiiii.. selalu ada faktor X dalam setiap peristiwa kaannn.. 

Saat test, ternyata gugup dan terbata-bata saat menyambung ayat. Saat pengumuman, namanya tidak masuk ke deretan yang lulus. Kecewa? tentu saja.. 

Namun adek termasuk yang sangat-sangat realistis. Tawaran masuk ke sma negeri jalur 'spesial' tentu berdatangan. Dan kami bicara dengan terus terang, apa hal tsb yang diinginkan. Apa siap masuk dengan jalur 'spesial' - mengorbankan orang lain dengan memanjakan ego? 

Gusti Allah sungguh Maha Baik. Adek menolak keras, dan berusaha sepenuh hati menerima bahwa dia akan masuk ke sekolah 'cadangan' yang sebenarnya sangat berkelas di lingkungan kami. Lalu apa 'flaw' dari sekolah tersebut? Tak lain dan tak bukan karena dimiliki oleh Yayasan Katolik. .. Bagaimana hal tersebut dikategorikan sebagai 'flaw'? Entah, yang jelas, kami sepakat bahwa hal itu bukan menjadi bahan pertimbangan. 

Anyway.. bagi saya dan suami yang tau betul mengenai hal2 receh tersebut, tentu tidak surut. Adek ikut tes masuk dan alhamdulillah lulus setelah bersaing dengan puluhan anak lainnya. 

Dan sekarang, meskipun masi culture shock, dia berusaha menata langkah berikutnya, belajar di jenjang yang lebih tinggi. Kami orang tuanya, tentu menjadi yang pertama memberikan support penuh kepada seluruh proses yang harus dijalani. Konsekwensi banyaknya yang turut 'peduli' tentu bukan hal yang baru. Tapi... its life.. as long as they dont get in the way - its always fine... 

Ibu dan ayahnya sudah sangat terbiasa dengan hal2 yang demikian, dan saatnya anak2 belajar untuk membuka mata lebih lebar akan dunia di luar sana. Saat ini, semua berjalan perlahan dengan banyaknya kejutan disana-sini.. :)

Tentu banyak sekali hal yang kami syukuri. Mendengar cerita2 lucu dan menakjubkan dari adek, tentang banyak sekali hal baru yang dihadapi. Ternyata banyak kejutan menjadi super minoritas disana, termasuk dari kawan-kawannya yang sangat open minded akan hal itu. 

Well, kami tau pasti bahwa tidak ada perjalanan yang benar-benar mulus, tapi.. "a smooth sea never made a skilled sailor" 

Tetap semangat, anak lanang kebanggaan ayah ibun... 

We love you, and always proud of any accomplishment you made so far.. :* :* :*