Jumat, 01 Juni 2012

Satu lagi tentang 'friendship'....


Beberapa sahabat dan teman baik saya, mulai terbiasa dengan istilah 'test pack people' yang saya gunakan..

Mereka adalah kerabat, maupun teman, bisa juga kenalan yang memberikan pelajaran berharga, sekaligus membuat saya bersyukur sambil terus beristigfar agar tidak menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Seorang sahabat tersayang pernah bertanya kepada saya "jika memang mereka merupakan ladang pahala bagi sebagian orang, bukankah berarti kita harus bersyukur telah mengenal mereka. Sesingkat apapun, sepahit apapun? Dengan
demikian jelas maka kita bisa belajar dari hal itu..

Biasanya, saya hanya tersenyum dan menjawab.. Well bisa iya bisa tidak, kemudian menutup pembicaraan.. Kenapa? Bukankah benar atau salah pada koridor tertentu itu terpulang dari bagaimana seseorang melihat suatu masalah?

Pengalaman pribadi, yang sempat membuat saya bertanya-tanya.. Saat terjadi perbedaan persepsi hubungan pertemanan yang merupakan suatu hal yang wajar dengan beberapa sahabat baik saya...

Kami (saya dan beberapa sahabat), tidak pernah mempermasalkan hal-hal sepele yang hanya menjadi masalah saat kita masih remaja. Untuk saya dan sahabat-sahabat saya, menjadi seorang sahabat baik berarti : mempunyai empathy dengan sesama, tau bagaimana harus bersikap, berani bilang tidak jika tidak namun tetap sportif, mendukung sepenuh hati, punya integritas dan satu lagi yang tidak kalah penting : menghormati hak masing2 individu sebagaimana mestinya.

Dengan kata lain, be respectful...

Untuk itu, setiap perbedaan yang timbul memang harus dipahami.. Latar belakang yang berbeda, sedikit banyak tentu berpengaruh pada sudut pandang seseorang..

Saat kesalahpahaman membesar, maka bukan akal sehat yang bicara, melainkan ego.

Untuk itu, biasanya saya memilih untuk mudur lalu berfikir. Saat semua terasa begitu logis, saya hanya dapat  menyimpulkan bahwa kami memang mempunyai sudut pandang yang berbeda.

Lalu?

Ya sudah... Ketidak sePahaman bukan berarti harus diikuti dengan bersikap kekanakan,ataupun melakukan hal2 yang hanya akan membuat orang lain mengernyitkan dahi mereka kemudian berlalu sambil menahan tawa.

Seorang teman pernah berkata - sometimes a friend is like cloud, you feel much better when they are gone...

Lagi-lagi.. Iya dan tidak.

In a sense bahwa itu kekanak2an.. Maka saya memilih untuk tersenyum dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan.. Berlalu sambil berfikir bahwa hal itu merupakan pilihan. Saya memilih untuk menjadi seorang teman yang tetap berkata tidak saat hal itu merugikan, menolak intervensi pada hal2 yang bersifat sangat privacy dan tentu saja menghargai pilihan teman2 terbaik saya.
Salah satu kutipan pesan dari seorang teman 'memang lebih mudah mencari musuh ketimbang teman'..
Kutipan yang membuat saya bertanya-tanya? Apa hidup memang semata-mata harus teman atau lawan? Apa sedemikian banyaknya hal yang tidak bisa dikompromikan? Sedemikian sulitnyakah menahan lidah? Memberikan empathy, tidak menghakimi orang lain bahkan sampai mengintimidasi tidak langsung...

Jika hal itu yang terjadi.. Maka saya akan bertanya: 
hubungan pertemanan macam apa yang dilandasi hal tersebut? Bukankah seharusnya tidak ada superiority dalam hub yang sehat? bukankah setiap orang mempunyai 'free will' masing-masing, terlepas dari keinginan orang lain atau yang merasa superior..

Tapi, sekali lagi, tentu kita tidak bisa megajak orang lain untuk mempunyai sudut pandang yang sama? Kenapa? Tentu saja tidak lain dan tidak bukan karena kemampuan setiap orang untuk mencerna sebuah inti permasalahan pasti
berbeda. Apakah dengan demikian mereka bisa digolongkan test pack people?

Saya biarkan anda yang menilai.
Hidup ini sangat singkat, so I need to live my life at the fullest..

Maafkan saya jika memang saya tidak mudah untuk diintimidasi...

Maafkan juga karena saya berani berkata iya jika benar dan tidak jika salah..

Maafkan saya jika saya berfikir sangat logis dan menjunjung tinggi hak pribadi saya...

Maafkan saya saat apa yang saya lakukan malah membuka mata sebagian orang akan apa yg sebenarnya terjadi...

Last but not least, saya tidak pernah menyesali suatu kondisi yang ada mengingat bahwa segala sesuatu telah dipikirkan sebelumnya..

Mengutip df wallace :

'awareness of what is so real and essential, so hidden in plain sight all around us, all the time, that we have to keep reminding ourselves over and over:

"This is water."

.. Kondisi yang sebenarnya, namun seringkali diabaikan karena telah menjadi kebiasaan dan dapat dimaklumi..

Now I'm asking you...

How's the water??? ...

*untuk orang2 terkasih, yang selalu mengingatkan saya akan tujuan hidup..
Xoxo...

sedang apa dan dimana ??


Kayak judul lagu ya?

Hmmm ... Catatan saya kali ini memang terlintas saat saya sedang berada di angkutan umum dalam perjalanan pulang kantor dan melihat judul lagu terpampang di alah satu billboard iklan.

Judul diatas memang untuk sahabat2 saya yang memang jarang saya temui. Sejauh ini, saya mewajibkan diri untuk selalu - in contact- dengan para sahabat, apapun bentuknya.

Hi gals .. And boys as well :) ... Bersyukur bahwa dengan adanyanya kemajuan di bidang Tekhnologi semakin  memudahkan saya untuk berkomunikasi dengan mereka ..

Well.. You know what? We really don't need to meet everyday or in contact everyday.. I call them best friends sincE I know them by heart and they are just one mind away... - hal yang selalu saya katakan saat seorang sahabat send me an sms and said -  sorry I didn't answer ur call because I was on .. Bla .bla..bla

Well, for me? No big deal at all. Peluk -peluk buat seluruh sahabat saya yang paham betul bahwa it always takes two to tango, but sometimes, seeing something is not always mean that both of us are looking at the same angle.

Sahabat keluarga kami yeni suryasusanti contohnya.. (Miss u much darling) So far, she act as my guardian angel, mentor, as she Yell and chew my ears when needed but also becoming a hand to hold ...dan sepertinya sudah hampir 3 bulan saya tidak bertatap muka, meskipun percakapan seluler maupun web chat senantiasa kami lakukan ..

My high school darling - nilam masfar ... I think we haven't met for ages .. *lebay? Emang .. Karena dia tinggal nun jauh disana dan terkadang saat kami ada di kota yang sama, its very hard to squueeze and meet up..

My other darling angels - who are my partners in crime ... - when I need to swear, curse or say nasty things ... Hehehhe , act the same. With them, I share my transparent pandora box, telling stories which most of them are 'gak penting' .. Yang bermula dari harga cabe sampe hokben yang bukan resto cepat saji ituh ...  Ngomongin jambul ekstrim burung rangkong sampe baju dispenser yang sebenernya lebih cocok dijadiin icon promosi - please don't wear this kind girls - ..mengingatnya saja saya merasa its misinterpreting the state of art ..

Suprisingly, I just know when something is just not right with any of them. Don't ask me how, but I just knew..

So far.. They are my hands to hold besides my family... Whom I can scream and jump and laugh and act crazily, whom I never be afraid to show who I really am.. And never be afraid of misjudgement..

Seringkali, kami hanya sekedar bertukar sapaan .. Just say hello.. As simple as that.. Dan tentu saja yang paling utama - is everything all rite? ..
Yang paling melegakan buat saya adalah saat mendengar mereka membalas ucapan saya dengan jawaban .. Haiii.. We're doing well.. Things are running well, how's life @ ur end.. Atau bahasanya nci novie s - loe kemane aje siiiiiiii... Kange tauuuuu... *ucapan yg suka bikin saya ketawa ngakak sendirian ...

Eniwei.. Sapaan sedang apa dan dimana memang terdengar lebih intim, tapi itulah yang saya lakukan terhadap semua sahabat2 saya. Feedback apapun yang saya terima, I just feel that I know them by heart..

So, dearest friends.. Mohon maaf kalo kadang saya terkesan cerewet.. Atau mau tauuu aja.. When I ask simple but annoying things such as - sedang apa dan dimana???

Its just a way to tell you that - hei..I'm checking u out, with a hope that I find u well ...

Lots of love from me.. To all my dearest friends..
May the blessing of the rain be on you,
May it beat upon your Spirit and wash it fair and clean,
and leave there a shining pool where the blue of Heaven shines,
and sometimes a star.

Safety, .. Well not Entirely..


Setelah sekian lama absen menulis..Pagi ini saya mengisi waktu saya di perjalanan dengan membuat sebuah catatan kecil tentang perjalanan menuju kantor.. 

Lalu lintas jakarta yang semakin lama semakin ruwet sebenarnya merupakan blessing in disguise buat saya. Setidaknya waktu yang saya habiskan di perjalanan biasanya saya manfaatkan untuk menulis, rehat sejenak maupun bersosialisasi dengan para sahabat2 saya .

Beberapa waktu lalu - akhir desember tepatnya, dalam perjalanan pulang saya hampir mengalami kecelakaan saat mobil angkutan plat hitam aka 'omprengan' yang hampir selalu mengambil bahu jalan lalu melaju dengan kecepatan tinggi, harus secara mendadak mengambil lajur sebelah.

Jujur, my thinking was - we might had an accident. Kenapa? Posisi kami kurang dari setengah meter dengan truk trailer di sebelah kanan mobil.

Jantung saya berdebar tak karuan. Saat saya tegur pak supir, yang dengan santainya berkata bahwa hal tersebut lumrah, dan yang paling penting kami semua selamat. *ucapan yang buat saya terus2an istigfar menahan diri untuk tidak berkata lebih lanjut.. 

Hmm, bikin saya naik darah sebenarnya. Tapi kalau mau jujur, saya juga yang memilih naik angkot plat hitam tersebut. Yang jelas merupakan angkutan gelap.. tanpa ijin dan tentu saja tidak dapat dipertanggung jawabkan seandainya ada yang terjadi.

Seorang teman komuter pernah mengemukakan.. bahwa mengenali gaya menyupir supir agak sulit jika destinasi kita berbeda - yang saat itu saya alami. Satu hal yang mencengangkan.. well.. mungkin juga tidak adil saat saya berkata bahwa kesadaran penumpang maupun supir sangat rendah. Meskipun, kembali lagi pada fakta bahwa, saya dan teman2 komuter yang sejauh ini jelas2 diuntungkan dengan keberadaan angkot plat hitam tersebut - dalam hal waktu tempuh yang lebih singkat. Kami juga yang memilih utk menggunakan moda transportasi itu, tentu saja, seharusnya kami siap dengan resiko yang ada.

Kadang, saya memilih duduk di depan, saat safety belt yang dipasang masih dapat berfungsi dengan baik. Which means, banyak mobil angkutan plat hitam yg melaju dengan kec min 80 km per jam, tp baik supir maupun penumpang yg duduk di depan tidak menggunakan safety belt.

Not to mention kondisi ban yang sudah kurang layak... :(

Menyedihkan? Memang... 

Tapi apa kami, para komuter punya pilihan?

Dengan kondisi jalan yang sedemikian 'sempurnanya', tentu saja hampir tidak. Saya harus menggunakan kata hampir karena kami masih bisa menggunakan angkutan plat kuning, yang juga berarti berangkat kurang lebih 30 menit lebih awal. Kondisi fisiknya? kurang lebih sama.. Ugal-ugalannya.. kurang lebih sama juga pastinya... *sigh.. 

Tidak adil rasanya kalau saya mengeluhkan hal tersebut, namun memang demikian adanya...

Saya sering mengalami saat2 beberapa teman komuter mendorong para supir utk mengambil bahu jalan maupun zig zag. Mereka berdalih - takut telat.

Gosh..

Tidak  dapat saya pungkiri bahwa salah satu hal yg membuat kita tidak nyaman adalah ketika kita telat, apapun penyebabnya.

Namun, bukankah itu berarti kita harus berangkat lebih pagi? Keberadaan bahu jalan seharusnya memang untuk hal yang urgent saja. - hal yg membuat saya hampir 2x mengalami tabrakan ketika pak supir baik hati yang mendapatkan surat izin mengemudi entah darimana, dengan cerdasnya mengambil bahu jalan lalu menekan pedal gas sampai mentok :(

Sebagai penumpang, saya rasa kita harus lebih peka, setidaknya tidak encourage mereka for harsh driving. Seringkali permintaan yang diajukan adalah - yg cepet ya ?

Goodness.. Saat kita melakukan hal yang reckless seperti itu? Maka patut dipertanyakan, apakah kita punya cukup kesadaran untuk sayang pada diri sendiri dan orang2 sekitar kita.

Mengharapkan orang lain utk punya kesadaran yang sama bak menggarami laut - karenanya .. tanpa memulai dari diri sendiri, maka tidak ada yang akan berarti... 

Statement yang membuat saya teringat akan salah seorang pemuka agama yang sempat saya idolakan.. 

Think big.. Act Now... 

Jadi.. sampai saat ini.. saya terus berkata.. Safety First?? Well.. Not Entirely..


*ditulis dalam perjalanan dengan angkot plat hitam... sambil terus berpikir.. Gustiiiiii.. kapan ya bisa naik angkot yang aman.. SIM nya beneran legal?? .. Semoga saja cepat terwujud.. Amieeennnn..