Kamis, 30 Januari 2014

Edisi Banjir Spesial tahun 2014..




Dear Readers, 

Hope all well with you.. 

Iyah.. memasuki musim hujan yang "Subhanallah" curahannya.. Mari bersama-sama mengucap.. "Allahuma Shayyiban Naafi'an" .. karena setiap hujan yang turun itu pasti manfaat.. yang jadi gak manfaat karena selama musim kemarau, manusianya nggak : 

1. Buang sampah pada tempatnya (dan saia bukan jubir Dinas Kebersihan yak..)

2. Bikin sumur resapan (sementara gak semua wilayah ada PAM, hayukk usahee biar gak kurang aer pas kemarau.. )

3. Menanam Pohon (saia juga bukan Jubir DepHut, apalagi DepHub meskipun penumpang setia angkutan plat hitam  #abaikan) 

Nah, 3 point diatas itu merupakan hal yang sangat dapat dilakukan secara swadaya, dan biasanya untuk poin ke 2 dilakukan dengan koordinasi pak erteh maupun erweh setempat..(priviledge juga buat yang punya pak RT dan RW kreatif, tentu hal diatas tanpa diminta sudah disosialisasikan.. :D ) 

Apa dengan demikian bisa tidak banjir? 

Ya tentu saja tidak demikian adanya.. Kalau rumah gentengnya pada pecah, tentu kebanjiran #salahkasipenjelasan .. 

Okey, lets get serious.. 

Banjir tentu saja banyak sebabnya.. Nah, kali ini selain curah hujan yang memang lebih tinggi dari tahun sebelumnya (menurut BMKG dan berita di koran, monggo di browse.. ) .. faktor manusia, tentu saja jadi penyebab utama.. 

Saya kupas satu-satu, tentu saja dengan pengetahuan yang terbatas ini : 

1. Kurangnya lahan hijau - it is soo obvious.. laiknya menebak kalau garam itu asin.. kecuali garam gadungan :D 
Keterbatasan lahan ini, tentu saja karena sebagian besar dialih fungsikan menjadi.. MALL, Perumahan, Pabrik.. en so on en zo voort.. 

Nah, foto-foto diatas tadi merupakan kondisi banjir di kota Bekasi Tersayang yang katanya Cerdas, Sehat dan Ihsan ituh.. dan teuteup ya.. banjirnya terulang terus.. karena katanya.. banyak pembangunan perumahan yang tidak membuat saluran air dengan semestinya.. - well ini sih kondisi di Jatiasih ya.. selain karena ada tanggul yang lagi-lagi jebol karena tidak kuat menahan derasnya arus air.. 

Selain itu, pembangunan MALL yang juga berarti mengurangi adanya Lahan Hijau - tentu saja.. Kalau kota sebelah udah menghentikan pemberian persetujuan pembangunan Mall (- hal yang buat saya pengen tukeran pejabat #salahcurcol ..)  Maka saya tidak sepenuhnya paham apakah hal yang sama juga berlaku di Bekasi.. 

2. Pendangkalan kali karena sedimentasi lumpur dan sampah 

I know.. i know.. kalimat diatas memang seperti bahan kajian skripsi bunyinya.. Eniwei.. memang seperti itu loh yang terjadi.. 

Kali Bekasi, Rawa Lumbu, dan Citarum ternyata memang sudah pernah dikeruk.. Saya harus katakan sudah pernah dikeruk, karena menurut berita di beberapa media memang demikian adanya.. Namun ternyata memang belum cukup untuk dapat mengatasi banjir. 

3. Pembangunan Perumahan di daerah resapan.

Poin ke-3 ini memang berhubungan erat dengan poin pertama. 
Kita ambil daerah Cibubur sebagai contohnya. Belasan tahun silam, saat saya dan alm ayah saya masi sering mengukur jalanan malam hari saat iseng, beberapa kali kami melewati kawasan Cibubur yang saat itu masi sepi. Melewati fly over ke arah Cimanggis, ayah saya menunjukkan cekungan rimbun seraya berkata.. "Mbak, ini tadinya mau dibuat Setu kecil atau Taman.. tapi kabar terakhir pap dengar, mau dibuat jadi Mall.. Karena disini masi ada Camping Ground, Taman Bunga dan lain-lain, dianggap kurang menguntungkan juga kalau dibangun taman.. Jadi, kamu siap-siap kalau lama kelamaan air susah, dan banjir dimana-mana".. 

Saat itu saya hanya mengerutkan kening sambil berkata.. "Mall lebih untung kali pap" .. dan langsung ayah saya sambung dengan tersenyum simpul sambil menyambung omongan saya .. 

"Tapi kan kamu gak ngunyah duit mbak..".. 

It is true.. 

Nah, sebelum saya menulis ngalor-ngidul sementara selalu mbrebes mili tiap teringat beliau, mari kembali ke fokus bahasan.. 

Jadi.. saat terjadi bencana alam - dalam hal ini Banjir, tentu pemerintah daerah yang terkena jadi teruji kualitasnya. 

Setelah menjadi warga Bekasi selama 9 tahun, yang perlu saya cermati : 

1. Kondisi jalan yang mudah sekali rusak, perbaikan dilakukan biasanya (saya harus pakai kata 'biasanya') saat menjelang Pilkada.. #ahhveeouusslliiieeyy #modus

2. Banyaknya perumahan-perumahan baru dengan sedikit Ruang Terbuka Hijau.. (#lhadalah #masibisambangun #mislek.. )

3. Penggunaan Lahan menjadi Warehouse/Gudang, sehingga truk yang masuk melebihi kapasitas jalan (no wonder jalan rusak all the time)

4. Saluran Drainase yang seringkali tidak berfungsi dengan baik. 


Paham kan, kenapa saat musim hujan jadi banyak kolam renang?? 

Nah, berhubung sebagai warga kita sulit juga untuk bicara dengan yang berwenang atau menuntut speedy action, ya sudahlah.. Lets do what we can do... 

It is for ourselves.. 

Jadi, mulai tanam pohon, buang sampah pada tempatnya.. dan kalau memang memungkinkan.. mari buat sumur resapan.. 

Well, saya sih tidak mau apatis saat pemilu atau pilkada.. 
Tapi sebaiknya ya, kalo gak ngurusin rakyat ya gak usah kita pilih lagi ntar.. (#malesinbanget.. ) 

Sekian dulu deh.. ntar kebanyakan nulis, dibilang modus menjelang pemilu, atau gerahnya saya pada tokoh dan partai tertentu lagi.. 

:) 

Have a safe and pleasant long wiken everyone.. 

Daann.. berhubung ini sehari menjelang Imlek.. 

Selamat merayakan bagi yang merayakan yaaa.... :D 


Note : 

Semua foto-foto diatas bukan milik pribadi, merupakan diakses dari beberapa media online seperti antara, liputan6 dan tribunnews. 

Tidak ada komentar: