Rabu, 23 Juli 2014

Tentang Sepasang Sepatu



Dear Readers,

Tulisan ini saya buat sebagai rasa simpati saya.. atas sepasang anak manusia yang berpisah, karena cara memanggil Tuhan yang berbeda..

Iya.. cara memanggil Tuhan yang berbeda.

Klise sekali ya.. laiknya film-film nasional bergenre romantis, yang lalu dicegah pemutarannya.. Karena dikhawatirkan memicu sentimen negatif.. Iya, memang seperti itu yang terjadi disini.. Sering kali saya berfikir bahwa hal tersebut memang disengaja sebagai salah satu trik marketing. Tapi setelah di'turunkan' dari bioskop, saya harus menunggu sampai VCD asli keluar :( ..

Anyway, sebelum tulisan ini melantur kemana-mana, ijinkan saya melihat dari kacamata pribadi saya.. pemikiran pribadi, dengan beberapa sudut pandang yang berbeda.

Ketika dua orang yang beranjak dewasa, berbeda prinsip, lalu memutuskan untuk berjalan bersama, laiknya sepasang sepatu.. Maka ketika mereka berada di persimpangan, harus ada seseorang yang dengan suka rela menjadi pemimpin, dan seseorang lagi menjadi support.. I always believe that releasing your ego and compromising, both are the keys..

As always, speaking is much more easier, than having yourself trap in that situation.

Somehow, love is unavoidable..
To be truth.. it is..

meskipun saya yakin, akan banyak yang menyanggah bahwa, jika kita mau mengedepankan logika, apalagi iman.. maka ya sepatu kiri dan sepatu kanan akan berpisah dan kembali mencari sepatu-sepatu lain, yang mungkin lebih membuat mereka nyaman..

But..

I believe.. that love is beyond your logic..
There are all kind of love - so never think that you know that much.. ;)

Dan biasanya, cinta dengan beragam halangan yang bersifat prinsipil itu, akan terpulang dari kedua sepatu yang menjalaninya.. Apakan masih sanggup menempuh jalan berliku, naik turun, penuh halang rintang.. atau menyerah pada kondisi yang ada..

Ketika halangan paling besar adalah cara memanggil Tuhan.. Hal itu sangat menyakitkan hati.. Bukankan cara memanggil bukan berarti kita memiliki Tuhan yang berbeda?

Saya pribadi, akan memilih berhenti, lalu mencari sepatu kanan lagi. Namun saya, memilih untuk memilih sepatu kanan, yang keluar dari pabrik yang sama.. Agar si pemilik sepatu merasa nyaman berjalan dengan kami..

Jadi, teman-teman sepatu...
Maafkan postingan saya, yang  mungkin tidak menyelesaikan masalah..
Diluar ini, saya percaya, bahwa Tuhan menyayangi kalian dengan cara yang sama.. Bahwa keputusan yang kalian akan ambil juga seijinNya..
Bahwa, ada banyak sepatu-sepatu kiri dan sepatu-sepatu kanan disekitar anda..

Yang lebih penting, saya percaya, bahwa Tuhan kalian, sama seperti Tuhan saya.
Ketika kita memanggil dengan cara yang berbeda, bukan berarti cinta kalian kepadaNya lebih besar ataupun lebih sedikit dari saya.

Semoga Allah merahmati kalian, dan jalan yang kalian pilih..
aamiin..


slipi, 23 July 2014



Tidak ada komentar: